Monday, November 15, 2010

BACA DAN MENGERTILAH,..^_^

Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak ya habibie.. Lihatlah istri mu yang sedang terbaring letih menemani bayimu. Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap, Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.

Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat kau sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, Tubuh yang  letih ini barangkali belum benar -  benar menemukan kesegarannya. Sementara harus langsung dihadapkan oleh tugas2 yg sdh menunggunya, membereskan rumah, memikirkan makanan apa yg hrs dihidangkan hari ini atau bahkan bersiap untuk berangkat kerja sedangkan anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi, dan istri lagi yang harus mencucinya.



Di saat seperti itu, apakah masih terpikir  tentang dia? Masihkah  memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara di saat yang sama suami  menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam bicara, tulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya yaitu membantu mencari nafkah.
Sekali lagi, masihkah suami sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? 

Saya hanya ingin mengajak para  suami  melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara suami  tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau sang istri tidak sabar. Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita rnenjerit karena cubitannva yang bikin sakit.


Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui dan dihargai meski tak pernah meminta kepada suami.

Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah diakui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa, Jika ia tiba-tiba meledak. 

Istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw. tak mau mendengar melainkan semata karena dibakar apikecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam menghadapi ‘Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan.

Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa para suami . Ketika para suami menginginkan ibu anak-anak  selalu lembut dalam mengasuh, maka bukanhanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari. Ada juga perasaan aman dan dilindungi dalam kelangsungan hidupnya dan anak-anaknya baik secara materi dan non materi.


Ada penerimaan yang perlu di tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat apa pun sang istri.

Ada lagi yang lain: pengakuan dan penghargaan. Meski sang istri  tidak pernah menuntut, tetapi mestikah para suami  menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. Ketika perjalanan waktu telah melewati tengah malam, pandanglah  sang istri  yang terbaring letih itu. lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk menqucap terima kasih atau menyatakan sayang?

Wahai sang suami smua itu bisa diungkapkan  dengan kata yang berbunga-bunga atau bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta. Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, “Ada secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?”


1 comment:

non inge said...

wow...

nice post!

kalau buat aku tak perlu secangkir teh terhidang saat bangun, cukup dengan senyumannya dan ciumannya keningku saat membangunkanku itu pun cukup membuatku bahagia ^^