Friday, August 6, 2010

Guru Atau Artis???

Pilih mana,  jadi guru atau jadi artis? Yang berpikiran PeAk pasti akan menjatuhkan pilihannya jadi artis. Alasannya cukup sederhana saja, artis uangnya banyak. Udah gitu ngetop lagi. Pokoknya menjanjikan segalanya deh.
Kalo guru? Kayak yang nggak tahu aja, bokek, men!
 
Memang, faktanya begitu kok, artis film, penyanyi atau model, honornya selangit dan tenar kemana-mana. Ini sudah menjadi rahasia umum. Dan kebiasaannya mendapatkan uang dengan mudah mendorong kebanyakan artis memiliki gaya hidup glamour dan aneh-aneh. Dalam urusan gonta-ganti pasangan saja, itu sudah menjadi budaya tersendiri. Bahkan bisa jadi merupakan syarat ‘wajib’ selebritis. Perselingkuhan dan kumpul kebo bukan barang baru  di kalangan artis. Penggunaan narkoba juga akrab dengan dunia mereka. Bahkan, gosip dikalangan mereka pun menjadi komoditas alias bisa dijual. Coba, kasus perceraian Desy Ratnasari atau Iis Dahlia saja mampu menarik media untuk memberitakannya. Dan kita pun larut dalam lembaran-lembaran koran yang menulis kisah proses perceraiannya. Bagi pengelola media, jelas mendatangkan ‘berkah’, Desy dan Iis Dahlia pun kesohor. Hebat nian!
Kadang kala untuk bisa mendongkrak harga jualnya dalam main film, tak sedikit artis yang rela bertingkah aneh. Demi Moore rela tampil los polos tanpa busana dalam film Streptease. Elizabeth Berkley  berani mengorbankan diri dengan cara ‘buka-bukaan’ dalam film Showgirls  hasil garapan sutradara bejat Paul Verhoeven beberapa tahun yang lalu. Memang aneh dan berani malu!
Celakanya lagi, artis-artis lokal pun kemudian latah mengikuti tingkah para selebritis dunia. Bukan barang aneh, bila trend kehidupan para penghuni jagat Holywood itu menjadi acuan selebritis lokal. Kelakuan Madonna yang sering gonta-ganti pasangan pun tak mustahil bila diikuti para selebritis negerinya Wiro Sableng ini. Mau tahu kelakuan Madonna? Si Material Girl ini pernah menikah dengan Sean Penn, kemudian cerai. Lalu Madonna kumpul kebo dengan Carlos Leon menghasilkan Lourdes yang telah berusia 3 tahun. Dan kini, belum juga melahirkan benih yang ditabur pasangan kumpul kebonya, Guy Ritchie, ia sudah akan berpisah. Ritchie sendiri adalah sutradara Inggris yang baru saja membuat box office dengan film Lock, Stock, and Two Smoking Barrels. Ah, memang gila juga Madonna itu!

Masih seputar gaya hidup yang tak karuan dan nggak terkontrol dari kaum seleb. Kamu kenal Leonardo Di Caprio, kan? Nah, cowok ganteng bertarif 15 juta dolar saat main dalam Titanic ini ternyata royal bin boros! Bayangin aja, doi pernah beli rumah di daerah Malibu untuk nyokapnya seharga 45 dolar Amrik. Selain untuk nyokapnya, bintang The Beach ini juga beli rumah untuk dirinya sendiri di Hollywood Hills seharga 3 juta dolar. Bahkan Leo nggak keberatan keluar uang banyak untuk mengoleksi karya-karya seni. Maklum bintang tajir ini termasuk 10 besar orang terkaya di dunia menurut majalah Forbes

Itu adalah sebagian fakta tentang kehidupan artis. Anehnya, meski kehidupan artis nggak lepas dari potret buram kerusakan moral, malah banyak muncul artis baru. Nggak heran bila jagat Holywood dan negara-negara pengikutnya udah kebanjiran kaum seleb. Ibarat gula, dunia akting, musik dan model mampu menarik perhatian orang untuk mencicipi manisnya kehidupan dunia yang penuh gebyar itu. Nggak salah lagi, alasan remaja yang terjun ke dunia penuh sensasi itu karena tergiur oleh uang dan ketenaran. Soal kebobrokan moral yang terjadi nggak dilihat lagi. Ngaku aja deh! Iya, nggak?

Modal jadi artis

Punya penampilan menarik dan berani malu, sudah bisa menjadi artis film. Malah ada yang ngotot untuk tampil dalam film meski sebetulnya aktingnya nggak bagus-bagus amat. Yang begini biasanya cuma jual tampang dan kenekatan untuk tampil melanggar etika. Rela menjalani adegan bupati alias buka paha tinggi-tinggi, atau sekwilda (sekitar wilayah dada) sampai sepeda alias seputar perut dan dada. Ah, murah banget harga dirinya!
Yang jadi model pun nggak jauh beda. Cukup tampil seksi dan mau berpose memakai busana renang, sudah bisa dipajang di kalender. Tentu dengan bayaran yang menggiurkan. Demi Moore, yang pernah sukses membintangi film Ghost itu nekat berpose tanpa busana dalam sampul majalah Vanity Fair tahun 1991. Padahal foto hasil jepretan Annie Leibovitz ini diambil saat Demi hamil delapan bulan. Kontan saja mengundang kontroversi yang luar bisa di AS. Mau tahu komentar bintang GI Jane ini? “Saya kan sering mencopot pakaian hamil saya. Jadi, saya pikir mengapa tak sekalian di sampul Vanity Fair saja,” katanya dengan tenang. Ih, benar-benar berani malu!
Nggak semua artis memang begitu, tapi tetap saja standar yang dipake nggak jauh dari asas manfaat. Buktinya? Mereka yang menolak peran amburadul toh tetap nggak meninggalkan dunia seleb. Contohnya, yang rajin nolak peran adalah Natalie Portman. Doi pernah nolak peran sebagai Juliet dalam Romeo and Juliet, dengan alasan Leonardo Di Caprio yang berperan sebagai Romeo usianya ketuaan dibanding doi. Peran Wendy di film The Ice Storm pun ditolaknya. Dan yang jelas Natalie udah ngasih petunjuk bahwa dia nggak mau main film horor atau tipe film yang dibintangi Jennifer Love Hewitt. Saingan? Bisa jadi. Paling-paling itu alasan selektifnya. Nggak jauh!
Modal jadi artis itu memang nggak perlu sekolah khusus. Ya, itu tadi, cuma butuh tampang oke punya. Yang tampangnya PPD alias Pas-Pas Deh?  Bisa juga, paling-paling jadi model iklan kaos, tapi kaos lampu! Yang berbobot alias berbodi botol?  Bisa juga jadi iklan produk kecap, tapi jadi botol kecapnya! Sori, jangan dimasukin ke hardisk, ya! Eh, sori, maksudnya jangan dimasukin ke hati!

Bahagiakah jadi artis?
Meski tajir, Brad Pitt yang telah malang melintang di dunia akting perfilman Hollywood mengaku risih bila ketemu orang. Doi bilang, “Terus terang, banyak hal yang sempat bikin gue jadi ragu-ragu dan mikir-mikir, nerusin karir akting atau stop dulu. Tapi yang sering bikin gue jengkel adalah kalau ada orang reseh dengan penampilan gue yang nggak seperti mereka harapkan. Juga kalau publik berisik banget pengen tahu kehidupan cinta gue. Bikin gue males ketemu orang…,” begitu katanya dalam kutipan dialog di majalah Gadis edisi 10 Maret 2000. Nggak bahagia? Tepatnya begitu, Mas!
Pernah dengar nama John Lennon? Nah, kawannya George Harisson dan Paul McCartney di The Beatles ini, ternyata meski hidup bertabur kemewahan tapi doi nggak lepas juga dari problem kehidupan. Makin hari kepopuleran John bersama The Beatles-nya makin menggila. Tapi tanda-tanda kehancurannya juga mulai muncul sejak Beatles terlibat obat bius. Dikabarkan, tiap manggung John ngedrugs dulu. Malah drugs  juga yang bikin hubungannya dengan Cynthia renggang. Apalagi sejak ketemu Yoko Ono. Kehidupan John makin kacau. John pun cerai dengan Cynthia, istrinya. Terlebih, akhir kehidupannya pun tragis banget, saat itu, malam tanggal 5 Desember 1980, seorang penggemar John, Mark Champman, menem-baknya hingga mati. Ya, ternyata jadi artis nggak selalu bahagia, Coy!
Mungkin kita keburu menganggap bahwa jadi kaum seleb itu mengenakkan, karena yang kita lihat cuma uangnya, kekayaannya dan ketenarannya. Dielu-elukan saat konser atau mampu menciptakan histeria massa penonton-nya bila sedang manggung. Coba aja lihat, acara jumpa fans Gil yang bertempat di Dermaga Food Court, Pondok Indah Mal tanggal 13 Maret 2000 pun batal, gara-gara teman-teman remaja yang ngefans banget sama doi begitu membludak nggak sepadan dengan kapasitas resto yang terlalu mungil. Bahkan saat ada orang yang nyebarin postcard Gil, ratusan fans Gil yang kalap rebutan untuk mendapatkannya. Gilee.. men!
Tapi, lain di panggung, lain dalam kehidupan nyata. Banyak artis yang sebetulnya frustasi dengan kehidupan mereka. Gimana nggak, hidup jadi selebritis tak selalu bahagia. Kalaupun bahagia, pastilah itu kebahagiaan yang semu. Contohnya banyak. Kehidupan Marlyn Monroe begitu misterius hingga ajalnya. Tak banyak tahu soal aktris itu, yang pasti keterlibatannya dalam obat-obatan terlarang ikut mendorongnya ke liang kubur. Gosip seputar artis lokal pun cukup membuktikan bahwa sebetulnya dunia artis tak sepenuhnya menjanjikan kebahagiaan. Kalaupun toh bahagia, ternyata hanya kesenangan yang semu. Siapa sangka, kan, ternyata model iklan layanan masyarakat Suami Siaga, Iis Dahlia nggak bahagia dengan suaminya, Bahkan memilih cerai.
Malah si keling Michael Jackson pun begitu ketakutan bila ketemu fans-nya. Aneh, kan? Bukannya seneng, kok malah risih. Bukan apa-apa, artis juga ingin privasi alias kebebasan.


Artis bukan dewa!
Kehidupan artis yang lebih banyak rusaknya itu menunjukkan bahwa profesi itu berisiko dan banyak dosanya. Jadi buat apa menganggap mereka itu hebat yang kemudian membuat kita gelap mata, apalagi kalo kita sampe punya cita-cita jadi artis. Wuih, jangan deh! Mereka bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Yang jelas mereka itu adalah orang-orang yang hidup bebas nilai. Meski penampakkannya tiap artis berbeda-beda. Dari mulai yang kalem sampai yang liar. Tapi sekalem-kalemnya juga artis, yang hidup di dunia penuh bahaya dan berisiko besar untuk melakukan dosa. Tetap nggak benar!
Maka, nggak bosen-bosen nih kita ngasih saran agar kamu jangan mengikuti gaya hidup mereka, apalagi ikut menikmati kehidupan artis, bisa berabe! Memang sih, kehidupan artis itu hitam-putih. Tapi bila dilihat ternyata banyak sisi gelapnya.
Christina Aguilera yang bersaing dengan Britney Spears untuk ‘mendapatkan’ Prince William, ternyata idola kamu ini adalah hobi minum  sampai mabuk-mabukan. Terlepas dari kontroversi kebenaran cerita itu, yang jelas, kehidupan mereka itu nggak jauh dari risiko berbuat dosa. Kalau sampai kamu mengidolakan mereka atau malah kepengen jadi artis, hati-hati. Sebaiknya ubah lagi cita-cita murahan seperti itu. Nggak benar dan nggak baik!
Sebagian besar artis menganggap bahwa popularitas dan kharismanya, plus uang bisa menjadikan dirinya bak dewa. Hingga berprilaku aneh sekalipun, mereka anggap nggak bakalan ada yang protes. Ketika menyikapi soal tingkah artis yang rada-rada aneh itu, seorang konsultan perkawinan yang mukim di Los Angeles, Rhoda Markovitch berkomentar, “Mereka mulai berpikir bahwa popularitas dan kharismanya sebagai bintang memungkinkan mereka mendapatkan segala-galanya. Mereka betul-betul percaya bahwa mereka punya kekuatan sihir,” kata Rhoda seperti yang dikutip oleh Tabloid Citra, Juni 1997.
Lalu bagaimana dengan kita?


Berpikir kritis!
Iya, itu yang bisa kita lakukan. Kehidupan kaum seleb yang penuh warna itu ternyata sebetulnya cuma menimbulkan masalah. Kehidupan yang kelihatannya penuh gemerlap itu ternyata menyimpan misteri. Bahkan sebetulnya kebahagiaan yang mereka dapatkan juga adalah berupa kebahagiaan semu. Tentu saja, meski mereka bertabur uang dan ketenaran, Tapi justru kehidupan seperti itulah yang turut andil mendorong mereka menjadi liar dan bebas nilai dalam berbuat. Dan dalam kehidupan pribadinya, tak jarang kebanyakan kaum seleb mengarunginya dengan kepahitan. Mereka nggak bahagia, Brur!
Oke, sekarang kita harus berpikir lebih mendalam dan jernih. Menghadapi kondisi seperti ini apa yang harus kita lakukan?
Baik, pertama, kita harus menganggap mereka biasa saja. Bukan nabi. Nggak boleh ucapan serta kelakuan bejat mereka kita contoh. Apalagi dalam kenyataannya mereka lebih banyak melakukan perbuatan yang berten-tangan dengan nilai-nilai Islam. Kedua, kita jangan tertipu dengan gemerlapnya kehidupan kaum seleb, hingga membuat kita gelap mata bahkan berusaha untuk bisa hidup seperti mereka. Berbahaya, kawan! Ketiga, Kita harus tahu, bahwa makna kebahagiaan adalah tercapainya ridho Allah, bukan banyaknya materi dan harta yang diperoleh semata. Keempat, kita harus sadar, bahwa dalam hidup ini kita senantiasa terikat dengan aturan-aturan Islam. Nggak sembarangan melakukan suatu perbuatan seenak udel kita. Harus tahu aturan mainnya. Baik yang tercantum dalam Al Quran maupun yang dijelaskan dalam hadits.
Allah swt berfirman: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.” (Al Isra’: 36).
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka tertolak. (HR. Muslim). Nah, untuk urusan artis ini, Rasul nggak pernah menganjurkan untuk mencontoh perilaku mereka, apalagi memerintahkan untuk menekuni profesi tersebut. Dalam riwayat lain, Seorang sahabat bertanya, “Ya, Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?” Nabi menjawab, “Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.” Dia bertanya lagi, “Dan bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?” Nabi saw menjawab, “Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya.” (HR. Ath Thabrani dan Abu Na’im)
Harus disadari pula, bahwa maraknya dunia selebritis saat ini adalah karena masyarakat terbiasa dengan kehidupan bebas nilai. Kita sudah akrab dengan kehidupan masyarakat yang mengabaikan aspek-aspek keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dengan kata lain, kita sudah terpola dengan kehidupan yang semrawut tanpa terikat dengan nilai-nilai Islam.
Kondisi masyarakat seperti ini memang nggak bakalan mendatangkan kemaslahatan bagi kita. Bahkan sebaliknya meracuni kehidupan kita. Buktinya, kehidupan artis yang jelas-jelas rusak saja masih tetap ditolerir keberadaannya. Kalo gitu siapa sebenarnya yang lebih senewen?
Yuk, mumpung usia kita masih muda, kita berusaha untuk menjadi yang terbaik bersama Islam dan mencoba ngajak teman-teman yang terlanjur nyebur ke dunia artis yang memang parah itu. Dunia yang lebih banyak ‘hitam’-nya ketimbang ‘putih’nya. Kekayaan ada habisnya, dan ketenaran ada batasnya. Iya, nggak, Men?
Tentu saja, dalam sistem kehidupan Islam, negara nggak bakalan membiarkan praktek-praktek perusakan moral seperti dalam kehidupan dunia artis.
Kalau dalam sistem kehidupan kapitalisme? Ya, kamu bisa lihat sendiri sekarang hasilnya. Amburadul, kan?

8 comments:

Unknown said...

milih jadi penulis aja. lho? gak nyambung ya. tapi apapun pilihan profesi kita ya harus menjalankan dg baik dan bertanggung jawab.

Justmeilani said...

stuju sist...

catatan kecilku said...

Saat ini guru tak se'menderita' dulu kok... karena sudah mulai ada sertifikasi dan perhatian pemerintah kepada guru juga makin besar...
Hanya saja, kalau menurut aku pribadi, harusnya perhatian pemerintah kepada guru jangan disamaratakan, karena guru2 di daerah2 terpencil membutuhkan lebih banyak perhatian dari pemerintah supaya anak2 di daerah terpencil tak akan lagi 'kehilangan' gurunya, yang memilih pindah ke kota... :D

reni said...

BTW..., komenku tadi kok gak keliatan..?

Justmeilani said...

ada koq sist komennya,..

AeArc said...

bahh panjang bener :s

Elsa said...

guru atau artis?
gampang aja sebenarnya
kalo mau cari uang, ya jadi artis
kalo mau cari pahala, ya jadi guru

hiiihihi


ya, bener tuh Natalie Portman emang keren. dia sepertinya serius dengan hidupnya, tidak semata mata mengorbankan segalanya untuk jadi artis dengan segala cara seperti Demi Moore.
Natalie juga termasuk artis yang concern dengan pendidikannya

BABY DIJA said...

Tante...
Dija mampir lagi niiiih